Nabi Muhammad SAW Bersabda Sampaikan Dariku Walaupun Hanya Satu Ayat

Assalamu’alaikum Wr Wb Kami Ucapkan Selamat Datang dan Selamat Membaca Di Blog Kami Terimakasih

Manusia yang baik adalah manusia yang mampu memberikan manfaat bagi orang lain

Minggu, 15 April 2012

Inilah Kisahku "Irvanuddin Anak Desa Asal Lampung Tengah"


Irvanuddin

Asslamu’alaikum Wr. Wb
Saya bernama Irvanuddin, lahir di Sumber Bahagia, Lampung, Indonesia. Saya anak pertama dari tiga bersaudara. Ayah saya bernama Agus Supardi Dan Ibu bernama Siti Aisyah yang mana notabenenya keluarga saya tergolong kelas menengah kebawah dalam strata ekonomi.
Awal pendidikan saya di Sekolah Dasar Negeri 03 (SDN-03) Sumber Bahagia. Selama 6 tahun saya menjalani pendidikan tingkat dasar dan Alhamdulillah tidak pernah tinggal kelas. Kemudian saya melanjutkan sekolah menengah pertama di MTs Ma’arif 11 Seba. Dalam proses pendidikan yang saya jalani di MTs Ma’arif 11 mengalami beberapa problem atau masalah, dari masalah ekonomi dan masalah-masalah yang lainya. Namun saya sangat bersyukur terhadap komitmen dan konsisten kedua orang tua saya untuk terus menyekolahkan, agar saya bisa seperti teman-teman yang lainya.
Saya sekolah naik sepeda ontel, setiap hari berangkat pagi dan terkadang terlambat sampai sekolah. Awalnya saya sedikit gengsi bersekolah dengan menggunakan sepeda. Namun setelah mendapatkan nasehat-nasehat “Wejangan” dari orang-orang yang lebih tua dari saya, dan akhirnya saya sadar bahwa memang keadaan keluarga tidak mendukung untuk berbuat lebih. Menjalani kehidupan yang serba pas-pasan tidak menyurutkan niat saya untuk menempuh pendidikan menengah tingkat pertama. Namun terkadang juga terbesit dihati ingin seperti teman-teman yang lain, yang mana bisa berangkat sekolah naik sepeda motor.
In Memorian MTs Ma'arif 11 Se-Ba Lampung Tengah
Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun. Akhirnya saya sudah kelas IX MTs, yang mana kelas IX MTs merupakan strata tertinggi dalam pendidikan tingkat pertama. Pada saat inilah permasalahan-permasalahan mulai berdatangan, dari biaya SPP, uang Buku, uang ujian dan masalah keluarga lainya. Pernah terbesit dalam hati dan fikiran saya untuk berhenti sekolah, karena permasalahan ekonomi keluarga.
Selanjutnya tibalah masa Ujian Akhir Sekolah (UAS) dan Ujian Akhir Nasional (UAN). Pada suatu hari dapat pengumuman dari pihak sekolah bahwasanya setiap siswa/i harus membayar biaya ujian untuk mengikuti pelaksanaan UAS dan UAN. Setelah selesai pelajaran saya pulang kerumah, sesampainya dirumah kemudian saya beritahukan kepada orang tua bahwasanya ada pengumuman dari pihak sekolah mengenai administrasi biaya UAS dan UAN. Tentu saja orang tua menjawab “Iya nanti dicarikan”.
Beberapa hari kemudian ketika saya berangkat ke sekolah Ibu memberikan uang yang mana jumlahnya hanya separoh dari biaya yang dibutuhkan. Sesampainya disekolah, saya berikan uangnya kepada petugas TU yang saat itu masih mbak Khairul (Irul). Saya bilang kepada mbak Irul, saya hanya bayar separoh dulu mbak?. Kemudian mbak Irul menjawab : ya sudah tidak apa-apa, bisa dilunasi kapan-kapan. Alhamdulillah  dalam benak saya, terimakasih ya mbak?, Iya sama-sama jawabnya.
Waktu ujianpun tiba, para siswa/I pun berpakaian rapi dan bersiap untuk melaksanakan ujian. Mulailah ujian hari pertama, kedua dan hari ketiga, maka selesailah ujian yang dilaksanakan. Beberapa minggu kemudian, tibalah saat pengumuman hasil ujian. Maka perasaanpun dihantui perasaan was-was dan takut kalau-kalau tidak lulus. Dan akhirnya dari hasil pengumuman yang telah dimumkan, kelas kami lulus 100%. Senangnya dalam hati, teman-teman dan saya bisa lulus 100%.
Selanjutnnya, setelah lulus MTs tidak tahu mau kemana arah harus berpijak. Mau sekolahkah? Atau mau berhenti sekolah “tidak melanjutkan sekolah”. Karena pada waktu itu ijazah saya belum diambil dari pihak sekolah atau masih ditahan pihak sekolah dekarenakan belum melunasi biaya administrasi. Saya berfikir, bagaimana caranya bisa mendapatkan uang untuk melunasi biaya tersebut. Kemudian saya dan Ayah “Bapak” berinisiatif untuk membuat batu bata dari tanah liat untuk dijual kepada orang yang membutuhkan. Niat hati, hasil uang penjualan tersebut akan digunakan untuk pengambilan ijazah atau melunasi biaya administarasi sekolah. Alhamdulillah dengan susah payah akhirnya proses pembuatan batu bata lancar tanpa ada halangan apapun dan secepatnya dijual kepada orang yang membutuhkan. Dan akhirnya keinginan untuk melunasi administrasi sekolah yang tersendat bisa terselesaikan serta bisa mengambil ijazah.
Ijazahpun sudah ditangan, namun saya masih bingung mau melanjutkan sekolah atau tidak. Yang menjadi dasar kebingungan saya adalah masalah ekonomi keluarga saya yang kurang mendukung. Beberapa minggu kemudian setelah berfikar dan berfikir serta mendapatkan dukungan atau restu orang tua, akhirnya saya melanjutkan sekolah menengah atas di MA Ma’arif 03 seba, Lampung Tengah.
Begitu juga dengan masalah sebelumnya, saya ingin seperti teman-teman yang lain. Yang mana bisa sekolah naik sepeda motor. Namun apalah daya, ekonomi keluarga tidak mendukung untuk saya bisa memiliki sepeda motor. Akhirnya saya bersekolah dengan mengendarai sepeda ontel dan terkadang berjalan kaki. Saya sekolah jarang diberikan uang saku bahkan bisa dikaatakn tidak pernah mendapatkan uang saku dari orang tua. Untung saja ada teman-teman yang mau berbagi, kadang-kadang mereka mengajak saya ke kantin sekolah.
Orang tua saya berprofesia sebagai kuli bangunan, buruh diladang, dan bercocok tanam disawah. Begitulah kehidupan keluarga saya, yang memang bisa dikatakan dibawah garis kemiskinan. Namun pada suatu hari ada orang dari medan membutuhkan karyawan untuk bekerja ditempatnya. Kabar tersebutpun sampai ke orang tua saya, dan akhirnya melalui proses musyawarah yang sangat panjang kedua orang tua saya memutuskan untuk berangkat ke Kota Medan guna mengadu nasib. Orang tua saya di Medan bekerja di Warung Bakso Mas Harno.
PK IPNU-IPPNU MA Ma'arif 03 Se-Ba, Lampung Tengah
Sayapun ditinggal dirumah dengan adik yang bernama Ahmad Fauzi. Kegiatan sehari-hari sayapun bertambah, dari mulai sekolah dan menjadi orang tua kedua untuk adik saya. Selain bersekolah, saya juga bekerja di bengkel diesel dan las listrik pak Usman, tepatnya di Desa Sumber Bahagia, Lampung Tengah. Alhamdulillah dengan adanya pekerjaan sampingan, saya bisa mendapatkan uang saku dari hasil pekerjaan tersebut. Beberapa bulan kemudian, Pakde saya yang ada di Metro menelpon bahwasanya Adik saya disekolahkan disana saja. Adik sayapun akhirnya bersekolah disana, sayapun tinggal sendirian dirumah. Kegiatan saya dirumah pada saat itu hanya bekerja di bengkel, mengaji di Pon-Pes El-Firdaus dan bersekolah. Setelah beberapa bulan kemudian, ada pemilihan pimpinan organisasi di sekolah kami (MA Ma’arif 03) dalam hal ini Pimpinan Komisariat IPNU-IPPNU (PK IPNU-IPPNU). Dalam pemilihan tersebut ada 5 calon kandidat sebagai ketua PK IPNU-IPPNU, dan saya adalah salah satunya karena dicalonkan oleh rekan-rekanita pada saat itu. Padahal sebenarnya saya tidak sedikitpun ada keinginan untuk menjadi ketua IPNU, alasanya karena saya takut kalau ada acara-acara disuruh memberikan kata sambutan. Dan pada pemilihan tersebut saya menang mutlak atau dipercayakan sebagai ketua IPNU periode 2007/2008 dan Ketua IPPNUnya oleh rekanita Eka Hepy Jayanti. Pada waktu itu, setelah saya terpilih menjadi ketua IPNU yang baru diberikan waktu untuk memberikan sepatah dua patah kata sambutan sebagai ketua IPNU yang baru. Sayapun mengalami keringat dingin dan gugup, terpaksa dan tidak terpaksa akhirnya saya maju di depan forum. Saingkat saja saya hanya mengucapkan salam, kemudian ucapan terimakasih dan tutup salam. Beberapa bulan kemudian, PK IPNU-IPPNU mengadakan acara rutin tiga bulan sekali yaitu acara Khatmil Qur’an. Persiapan demi persiapan pun telah dipersiapkan oleh seluruh anggota PK IPNU-IPPNU beserta anggota panitia , dari mulai dekorasi, konsumsi, alat-alat pendukung dan lain sebagainya. Dan yang sangat sibuk adalah saya, yang mana saya harus menghafal teks kata sambutan dan berlatih di depan cermin setiap ada kesempatan atau waktu. Tibalah waktu pelaksanaan acara tersebut dan acara berjalan dengan pedoman yang telah dibuat. Dan waktunya sambutan dari ketua PK IPNU, maka dipanggilah Nama saya. Terpaksa dan tidak terpaksa saya dengan percaya diri maju dan memberikan kata sambutan dibarengi rasa nerves “Grogi” serta keringat panas dingin. Akhirnya sayapun pelan dan pasti, selesai memberikan kata sambutan walaupun sedikit tidak Pe-De. Acara selanjutnyapun berlangsung dengan khidmat dan tertib, maka selesailah acara tersebut.
PK IPNU-IPPNU pun tiap seminggu sekali mengadakan rapat koordinasi dan konsolidasi membicarakan tentang pengembangan program-program. Pada saat itu pembinanya adalah Bapak Sugianto SPd.I, beliau memberikan nasehat yang isinya “Rekan Dan Rekanita sekalian harus bisa bekerja sama dan sama-sama bekerja untuk meberikan kontribusi yang positif demi kemajuan PK IPNU-IPPNU ini”.
Panitia Pelaksana Kegiatan Pelatihan Keorganisasian PK IPNU-IPPNU
Acara demi acarapun terlaksana, namun pada suatu hari ketika sedang rapat ada pernyataan yang mengejutkan, dalam hal ini Bapak Sugianto SPd.I mengundurkan diri sebagai penasehat PK IPNU-IPPNU. Keadaanpun pada waktu itu hening dan senyap, para anggota PK IPNU-IPPNU pun hanya berdiam tidak berani memberikan pendapat. Setelah pengunduran Bapak Sugianto SPd.I, PK IPNU-IPPNU pun berjalan sendiri tanpa ada bimbingan dari seorang Pembina. Namun pada saat rapat kecil, datanglah Bapak Adi Hasan Basri SH.I yang mana beliau memberikan beberapa nasehat dan masukan mengenai perkembangan PK IPNU-IPPNU kami. Setelah itu kami memutuskan untuk menjadikan Bapak Adi Hasan Basri SH.I sebagai Pembina kami. Bapak adi pun tidak mengiyakan, beliau hanya mengatakan “saya tidak mau menjadi Pembina kalian, kalau mendampingi atau memeberikan masukan kepada kalian saya mau”. Kamipun tidak bisa memaksa kehendak beliau, dan PK IPNU-IPPNU melanjutkan beberapa program yang tertunda. Beberapa minggu kemudian tercetuskanlah usul mengenai kegiatan pelatihan keorganisasian, akhirya digodoklah usul tersebut. Maka dibicarakanlah mengenai keperluan atau kebutuhan apa saja yang harus dipersiapakan untuk acara pelatihan tersebut. Maka dimusyawarahkanlah mengenai kebutuhan apa saja yang harus dipersiapakan, langkah awal yaitu pembentukan Kepanitiaan. Dan ditunjuklah rekan Sukari sebagai ketua panitia. Beberapa hari kemudian diadakan rapat koordinasi dan konsolidasi antara PK IPNU-IPPNU dan seluruh anggota panitia yang inti pembahasnaya adalah pelaksanaan pelatihan keorganisasian, dalam hal ini mengenai dana, nara sumber, peserta, tempat, konsumsi dan lainya. Setelah mufakat didapat, maka seluruh anggota PK IPNU-IPPNU dan seluruh Panitia bergerak sesuai tugas masing-masing. Setelah beberapa minggu dan kebutuhan yang dianggap urgen sudah tercukupi, maka dilaksanakanlah kegiatan tersebut. Acara kegiatan tersebut dilaksankan digedung MA Ma’arif 03 Seputih Banyak, Lampug Tengah. Dengan nara sumber : Bapak Mu’aly Irsyam S.Ag, Ibu Dra. Mursiyatun dan Bapak Drs. Nur Salim. Para pesertanya perwakilan dari SMA dan MA Se-Kecamatan Seputih Banyak. Alhamdulillah acara tersebut berjalan lancar tanpa halangn apapun, ini lantaran keinerja panitia pelaksana yang bekerja secara maksimal.
Setelah kegiatan tersebut periodisasi PK IPNU-IPPNU sayapun habis, maka tibalah PK IPNU-IPPNU mengadakan pemilihan ketua baru, pada saat itu pimpinan sidang dipimpin oleh rekan Zainul Chusna (Mantan Ketua PK IPNU sebelum saya). Saya tidak mencalonkan diri, karena saat itu saya sudah kelas XII dan tidak bisa konsentrasi lagi dalam organisasi karena harus focus untuk persiapan akhir sekolah. Terpilihlah rekan M. Abdul Wahab Sebagai ketua PK IPNU dan rekanita Anita Rahmawati Sebagai Ketua PK IPPNU dalam muskom tersebut.
Sebenarnya sejak awal mengikuti organisasi diatas, saya tidak tinggal dirumah lagi. Saya tinggal ditempat rekan saya Zainul Chusna tepatnya di Desa sido Binangun, orang tua beliau sangat baik dan menganggap saya sebagai anaknya sendiri. Orang tua mas Zainul berprofesi se bagai pembuat kue, maka selain sekolah saya juga membantu keluarga mas Zainul, dalam hal ini membantu membungkus kue dan mencarikan rumput peliharaan setelah sepulang sekolah bersama Mas Zainul.
Saya dan Mas zainul di MA Ma’arif merupakan salah satu personel Group Music yang ada Di Ma’arif. Saya sebagai keyboardist dan mas Zainul sebagai Vokalis. Personilnyapun tidak hanya dari kalangan siswa/I melainkan ada dari kalangan guru yaitu Bapak M.Toifur M.A, Bapak Adi Hasan Basri SH.I, Bapak Miftahul Huda SPd.I dan yang lainya. Group music kamipun juga sering melakukan tour ke desa-desa guna untuk mengenalkan Ma’arif ke halayak umum atau masyarakat.
In Memorian MA Ma'arif 03 Se-Ba, Lampung Tengah 
Beberapa bulan kemudian, akhirnya ujianpun akan dilaksanakan. Maka saya dan teman-temanpun mempersiapkan segala sesuatu untuk menghadapi ujian tersebut, dari mulai kegiatan les, mengerjakan soal-soal ujian tahun lalu dan lain sebagainya. Dan tibalah saat ujian dilaksanakan, nomor ujianpun sudah didapat. Maka setelah bunyi bel berbunyi, kamipun langsung masuk keruang yang telah disediakan oleh panitia ujian dan kamipun duduka seuai nomor yang tertera pada kartu ujian. Dan beberapa hari mengikuti ujian, maka sudah selesailah ujian akhir sekolah (UAS/UAN). Beberapa minggu kemudian waktunya pengumuman hasil ujian, dalam pengumuman hasil ujian para siswa diberikan amplop masing-masing yang isinya adlah tulisan lulus/tidak lulus. Pada saat itu Alhamdulillah saya mendapatkan amplop yang berisi tulisan Lulus, dalam hati sayapun senangnya bukan main. Namun ada juga teman-teman yang dikerjai oleh pihak sekolah, yang mana mereka disuruh mengambil amplop tersebut dikantor kepala sekolah. Maka keadaanpun mencekam dan sebagian teman cewek ada yang menangis histeris, takut kalau tidak lulus. Kamipun menunggu keluarnya teman-teman yang masuk ke ruang kepala sekolah perasaan was-was. Dan akhirnya, Alhamdulillah kami lulus 100%.
Acara perpisahanpun dilaksanakan, dengan penuh suka cita kami merayakan kelulusan ini. Kami merasa berhutang budi kepada para dewan guru yang dengan susah payah beliau mendidik kami tanpa ada ras bosan.
Bakso Mas Ragil, Medan
Setelah kelulusan tersebut, Kemudian teman-temanpun ada yang kuliah, bekerja, nikah dan lain sebagainya. Saya menelpon orang tua saya yang ada di Medan, mengenai tindak lanjut saya. Apakah saya kuliah atau kerja?. Orang tua sayapun menyuruh saya untuk berangkat ke Medan guna untuk membantu mengelola warung bakso yang telah dirintis orang tua saya. Sayapun berangkat ke Medan dengan niat Biamillah mudah-mudahn diberikan jalan kemudahan kesana dan mampu menjalani hidup dikota orang. Alhamdulillah saat ini, kehidupan saya mengalami sedikit perubahan dan saya saat ini menjalani aktivitas sebagai abang atau mas tukang bakso serta menjadi mahasiswa disalah satu Universitas swasta di Kota Medan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Hormat Saya,
Penulis


Irvanuddin







  


                                                      

3 komentar:

  1. saya baru menemukan blog anda n saya sangat tersesan dengan tulisan anda. semoga anda sukses. amiin.

    BalasHapus

Mohon kritik, saran, tanggapan dan masukan yang sifatnya membangun untuk memperbaki tulisan diatas.
Sebelumnya, saya ucapkan banyak terimakasih.