Nabi Muhammad SAW Bersabda Sampaikan Dariku Walaupun Hanya Satu Ayat

Assalamu’alaikum Wr Wb Kami Ucapkan Selamat Datang dan Selamat Membaca Di Blog Kami Terimakasih

Manusia yang baik adalah manusia yang mampu memberikan manfaat bagi orang lain

Rabu, 16 Mei 2012

Koleksi Perpustakaan


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa  yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya  sehingga penyusunan tugas ini dapat diselesaikan.
Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai  tugas mata kuliah Manajemen Perpustakaan dengan judul “Koleksi Perpustakaan  di Universitas Al-Washliyah (UNIVA) Medan.
Terima kasih kami sampaikan kepada Bapak dosen mata kuliah Manajemen Perpustakaan yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi lancarnya tugas ini.
Demikianlah tugas ini kami susun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Perpustakaan.
Medan, 15 Mei 2012

Penulis





DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………….......            i
Daftar Isi…………………………………………………………………………......             ii

BAB I PENDAHULUAN
  1. Latar belakang masalah……………………………………………………........         1
  2. Rumusan dan batasan masalah…………………….………………………...           1
  3. Tujuan penulisan……………………………………………………….............           1

BAB II PEMBAHASAN
  1. Koleksi perpustakaan…………..……….…………….……..……………........             2
  2. Pengembangan koleksi perpustakaan………….……..……………………......           3
  3. Pemilihan dan pengadaan bahan pustaka………..…………………………......          4

BAB III PENUTUP........................................................................................................          7

Daftar Pustaka …………………………………………………………………….........            8



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar  Belakang Masalah
Keberadaan perpustakaan di sekolah, merupakan salat satu pilar penting yang mendukung keberhasilan kegiatan belajar dan mengajar yang berlangsung di sekolah. Perpustakaan mempunyai peran yang jauh lebih penting sebagai tempat belajar dan mengelola pengetahuan karena tujuan dan fungsi perpustakaan secara umum adalah sebagai tempat untuk mengumpulkan, menata, mengolah, menyimpan, melestarikan, merawat dan menyediakan bahan pustaka dalam berbagai bentuk.
“Perpustakaan sekolah akan dapat berfungsi sebagai sumber informasi dan sumber belajar apabila di dalam perpustakaan sekolah tersebut tersedia banyak koleksi”[1]. Dengan adanya koleksi ini, siswa dapat belajar dan mencari informasi yang diinginkan. Sedangkan perpustakaan sekolah yang kurang memiliki koleksi, atau jarang bahkan tidak pernah ditambah dengan koleksi yang baru akan ketinggalan zaman. Oleh sebab itu, perlu pengadaan koleksi secara terus-menerus.

B.     Rumusan Dan Batasan Masalah
Koleksi perpustakaan merupakan salah satu faktor utama dalam mendirikan suatu perpustakaan. Dengan adanya paradigma baru dapat disimpulkan bahwa, salah satu kriteria dalam penilaian layanan perpustakaan adalah melalui kualitas koleksinya.
Adapun batasan-batasan masalah dalam penulisan makalah ini antara lain:
Ø  Makalah ini membahas tentang koleksi perpustakaan.
Ø  Makalah ini juga membahas tentang pengembangan koleksi perpustakaan.
Ø  Makalah ini juga menyinggung tentang pemilihan dan pengadaan koleksi pustaka.

C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini antara lan:
Ø  Penulis ingin menambah wawasan tentang komponen-komponen koleksi perpustakaan.
Ø  Untuk memenuhi tugas mata kuliah “Manajemen Perpustakaan”.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Koleksi Perpustakaan
Menurut buku Pedoman Pembinaan Koleksi dan Pengetahuan Literature (1998:2), ”Koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah, dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi”[2]. Sedangkan menurut Ade Kohar (2003:6), “Koleksi perpustakaan adalah yang mencakup berbagai format bahan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan alternatif para pemakai perpustakaan terhadap media rekam informasi”.
Menurut SNI 7329:2009, pengertian koleksi perpustakaan sekolah adalah semua materi perpustakaan yang dikumpulkan, diolah, disimpan, ditemukembali dan didayagunakan bagi pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasi untuk pembelajaran.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi perpustakaan sekolah adalah semua bahan pustaka yang ada sesuai dengan kebutuhan siswa atau guru dan dapat digunakan oleh para pengguna perpustakaan sekolah.
“Koleksi perpustakaan pada umumnya berupa buku, dari berbagai jenis, dengan beragam bentuk. Bahan pustaka baik yang cetak seperti buku, jurnal, hasil penelitian, skripsi, tesis, koran, majalah dan sebagainya, sedangkan non cetak seperti CD-ROM, jurnal elektronik, CD, disket, kaset”[3].
Koleksi yang lengkap dengan jumlah yang memadai, didukung oleh luas ruangan yang cukup leluasa untuk menampung kapasitas koleksi tersebut akan menjadi sebuah nilai lebih bagi sebuah perpustakaan. Namun untuk menambah koleksi juga bukan merupakan hal yang mudah. Faktor utama yang menjadi kendala dalam penambahan koleksi ini adalah masalah keuangan. Namun, hal ini dapat disiasati dengan beberapa langkah seperti :
a.       Membeli buku-buku murah pada saat diadakan pameran. Pemberian diskon sebagai harga promosi yang dilakukan oleh banyak pernerbit dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pengelola perpustakaan dalam rangka menambah koleksi perpustakaan yang baik dan berkualitas.
b.      Menjadikan perpustakaan sebagai pusat deposit. Setiap kegiatan sekolah yang menghasilkan karya berupa buku, majalah, maupun karya-karya lain yang berupa tulisan disimpan di dalam perpustaan sebagai bahan koleksi di perpustakaan.
c.       Menjalin kerjasama dengan pihak luar, seperti perpustakaan-perpustakaan lain yang sejenis maupun yang tidak sejenis, pertukaran koleksi dan peminjaman koleksi perpustakaan dalam jangka waktu berkala. Selain kerjasama dengan perpustakaan, kerjasama dengan pihak lain yang erat kaitannya dengan buku juga dapat dilakukan, misalnya seperti kerjasama dengan penerbit, terutama penerbit-penerbit lokal sehingga terjadi kerjasama yang bukan cuma menguntungkan pihak perpustakaan sekolah, namun juga menguntungkan pihak penerbit karena badan usahanya semakin dikenal luas.
d.      Mencari donatur buku atau bahan pustaka, baik dari pihak pemerintah, swasta mapun donatur pribadi. Pencarian ini dapat dilakukan melalui tatap langsung (bertemu langsung) maupun melalui penerlusuran di internet, dan bergabung dengan komunitas penulis/milis perpustakaan untuk mendapatkan kesempatan koleksi gratis.
e.       Koleksi tambahan juga dapat diperoleh melalui penyiangan koleksi perpustakaan lain yang sedang melakukan pembenahan, namun biasanya koleksi perpustakaan ini merupakan buku-buku lama yang kondisi fisik dan isinya sudah kurang mendukung sehingga untuk mendapatkan tambahan koleksi dari hasil penyiangan harus benar-benar dapat memilih dan menyeleksi bahan-bahan pustaka yang sesuai dan relevan dengan perpustakaan yang bersangkutan.

B.     Pengembangan Koleksi Perpustakaan
Secara definitif, ”pengertian pengembangan koleksi perpustakaan mencakup semua kegiatan untuk memperluas koleksi yang ada diperpustakaan, terutama untuk kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan dan evaluasi bahan pustaka”[4].
1.      Pendekatan dalam Pengembangan Koleksi
Dalam pengembangan koleksi terdapat beberapa pendekatan yang perlu dilakukan oleh pustakawan, yang biasanya tertuang dalam skala prioritas dalam pengembangan koleksi. Pendekatan ini perlu dilakukan agar arah pengembangan koleksi sesuai dengan tujuan perpustakaan, jenis perpustakaan, masyarakat yang dilayani, sumber dana, dan misi lembaga induk di mana perpustakaan tersebut berada. Pendekatan tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Apakah pengembangan koleksi menekankan pada aspek pendidikan ataukah pada aspek rekreasi.
b.      Apakah pengembangan koleksi menekankan pada aspek kualias ataukah pada permintaan pemakai.
c.       Apakah pengembangan koleksi menekankan pada aspek kualitas ataukah pada aspek kuantitas.
d.      Apakah pengembangan koleksi menekankan pada aspek kebutuhan pemakai ataukah pada non-pemakai.
Jika diamati secara horisontal, pendekatan antara satu aspek dengan aspek lainnya selalu berlawanan dan seakan bersifat kontroversial. Namun demikian, perpustakaan harus berani mengambil keputusan, aspek mana yang perlu mendapat penekanan dalam pengembangan koleksinya.
2.      Kebijakan Pengembangan Koleksi
Secara umum, pengembangan koleksi perlu merujuk pada prinsip-prinsip pengembangan koleksi, yaitu sebagai berikut.
a.             Relevansi (berkaitan, setiap mata pelajaran harus ada)
b.            Kelengkapan (lengkap atau komplit)
c.             Kemutakhiran (terbaru atau modern)
d.            Kerjasama (kerjasama saling menguntungkan)

C.    Pemilihan Dan Pengadaan Bahan Pustaka
Langkah pertama adalah mengidentifikasi koleksi apa yang akan dipilih untuk dijadikan koleksi perpustakaan sekolah. Catat data koleksi yang dipilihnya, misalnya judul, pengarang, penerbit, keunggulan dan kelemahan, dan juga harganya.
Pemilihan koleksi perpustakaan sekolah bisa dilakukan langsung oleh petugas perpusakaan atau guru pustakawan, namun akan lebih baik supaya mempertimbangkan aspek kebutuhan murid dan guru di lingkungan sekolah yang bersangkutan. Oleh karenanya, pustakawan atau petugas perpustakaan bisa meminta pertimbangan kepada para guru dan kepala sekolah dalam hal ini.
1.      Pemilihan
Secara umum, prinsip pemilihan koleksi untuk suatu perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut.
a.       Pemilihan koleksi perpustakaan sekolah disesuaikan dengan kebutuhan kurikulum yang berlaku di sekolah.
b.      Pemilihan koleksi perpustakaan sekolah disesuaikan dengan sistem pendidikan secara nasional.
c.       Pemilihan koleksi perpustakaan sekolah disesuaikan dengan daerah tempat perpustakaan sekolah tersebut berada.
d.      Pemilihan koleksi perpustakaan sekolah disesuaikan dengan tingkat kemampuan membaca siswa usia sekolah.
e.       Pemilihan koleksi perpustakaan sekolah disesuaikan dengan sistem perpustakaan nasional.
f.       Pemilihan koleksi perpustakaan sekolah disesuaikan dengan dana yang tersedia.
2.      Pengadaan Koleksi
Pengadaan koleksi adalah mengusahakan koleksi yang belum dimiliki perpustakaan sekolah, dan menambah koleksi yang sudah dimiliki perpustakaan sekolah tetapi jumlahnya masih kurang. Dalam pengadaan koleksi guru pustakawan hendaknya meminta saran-saran, baik kepada kepala sekolah, guru-guru, maupun kepada siswa. Permintaan saran-saran tersebut bisa secara langsung atau tidak langsung. Selain itu, dalam rangka pengadaan koleksi guru pustakawan hendaknya juga mempertimbangkan kurikulum sekolah, kemampuan membaca siswa, kemampuan bahasa siswa, bakat dan minat siswa. Walaupun guru pustakawan meminta saran-saran, keputusan terakhir pengadaan koleksi terletak pada guru pustakawan sebab guru pustakawan mengetahui koleksi yang sudah dimiliki oleh perpustakaan sekolah, koleksi yang dibutuhkan, keadaan keuangan, sarana dan prasarana perpustakaan sekolah. Oleh sebab itu, guru pustakawan harus mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan pengadaan koleksi yaitu jenis koleksi yang harus dimiliki, perencanaan pengadaan koleksi dan cara pengadaan koleksi.
Dalam perencanaan pengadaan koleksi, ada beberapa langkah yang harus ditempuh oleh guru pustakawan, yaitu sebagai berikut.
a.       Inventarisasi koleksi yang harus dimiliki.
Untuk menginventarisasi koleksi ini, pustakawan bisa berpedoman pada buku-buku yang memuat daftar bahan pustaka. Untuk memperoleh daftar buku itu bisa menghubungi penerbit-penerbit baik penerbit dalam negeri ataupun penerbit luar negeri.
b.      Inventarisasi koleksi yang dimiliki.
Pustakawan bisa berpedoman pada buku induk perpustakaan sekolah, apabila belum memiliki buku induk maka pustakawan harus menginventarisasikan semua koleksi tapi membutuhkan waktu yang lama.
c.       Analisis kebutuhan koleksi  
Membandingkan antara inventarisasi koleksi yang harus dimiliki (langkah a) dengan hasil inventarisasi koleksi yang sudah dimiliki (langkah b).
d.      Menetapkan prioritas
Apabila dana yang tersedia terbatas namun kebutuhannya banyak, maka diprioritaskan yang lebih dibutuhkan oleh perpustakaan.
Ada beberapa hal yang perlu dijadikan dasar pertimbangan dalam menetapkan prioritas:
1)      Kurikulum sekolah
2)      Bakat dan minat siswa
3)      Pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan siswa
4)      Tingkat usia siswa
5)      Sumber-sumber pengadaan koleksi
6)      Keadaan ruang dan peralatan perpustakaan sekolah yang tersedia
7)      Anggaran yang tersedia untuk pengadaan koleksi
e.       Menentukan cara pengadaan koleksi
Setelah menentukan semua daftar koleksi yang dibutuhkan maka segera mencarinya dengan cara membeli, tukar menukar koleksi, meminjam atau hadiah.
Pada umumnya koleksi khususnya yang berupa buku merupakan bantuan dari pemerintah. Tetapi bantuan tersebut terbatas dan tidak selalu ada, sehingga guru pustakawan dituntut untuk memperoleh koleksi dengan cara lain yaitu sebagai berikut:
a.       Pembelian
b.      Hadiah
c.       Tukar menukar
d.      Pinjaman
e.       Penggandaan
”Koleksi yang dimiliki perpustakaan sekolah harus dicatat dalam buku induk”[5]. Pencatatan atau pendaftaran ini disebut inventarisasi. Inventarisasi pada buku-buku yaitu sebagai berikut:
a.       Pemeriksaan
b.      Pengecapan (Stempel)
c.       Pendaftaran ke buku induk

  
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah, dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi.
Koleksi perpustakaan pada umumnya berupa buku, dari berbagai jenis, dengan beragam bentuk. Bahan pustaka baik yang cetak seperti buku, jurnal, hasil penelitian, skripsi, tesis, koran, majalah dan sebagainya, sedangkan non cetak seperti CD-ROM, jurnal elektronik, CD, disket, kaset.
Dalam pengembangan koleksi terdapat beberapa pendekatan yang perlu dilakukan oleh pustakawan, yang biasanya tertuang dalam skala prioritas dalam pengembangan koleksi. Pendekatan ini perlu dilakukan agar arah pengembangan koleksi sesuai dengan tujuan perpustakaan, jenis perpustakaan, masyarakat yang dilayani, sumber dana, dan misi lembaga induk di mana perpustakaan tersebut berada.
Pemilihan koleksi perpustakaan sekolah bisa dilakukan langsung oleh petugas perpusakaan atau guru pustakawan, namun akan lebih baik supaya mempertimbangkan aspek kebutuhan murid dan guru di lingkungan sekolah yang bersangkutan.

B.     Saran
Adapun saran-saran yang bisa penulis berikan antara lain:
Ø  Sebuah perpustakaan harus mempunyai koleksi yang memadai atau mencukupi, guna untuk menunjang perkembangan perpustakaan tersebut.
Ø  Perlunya diadakan rekoleksi atau pembaharuan koleksi dalam sebuah perpustakaan, agar menambah daya tarik bagi para pengunjung.
Ø  Apabila dalam pengadaan koleksi mengalami kendala atau hambatan, maka pihak pengelola perpustakaan harus mencari jalan alternatif untuk menambah koleksi perpustakaan. Seperti: Membeli buku-buku murah saat diadakan pameran buku, melakukan kerjasama dengan pihak luar atau penerbit, mencari donatur buku atau bahan pustaka baik pemerintah, swasta ataupun pribadi.


DAFTAR PUSTAKA

Ø  Ibrahim. ”Pengelolaan Perpustakaan Sekolah”. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Ø  Yusuf. “Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan” Sekolah. Jakarta: Kencana, 2005.
Ø  Sulistiyo Basuki. “Pengantar Ilmu Perpustakaan”, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991.
Ø  Sutarno NS. “Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktis”. Jakarta: Sagung Seto, 2006.
Ø  Darmono. “Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah”. Jakarta: Grafindo 2001.



[1]               Sulistiyo Basuki. “Pengantar Ilmu Perpustakaan”, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991 Hal 23.
[2]               Ibrahim. ”Pengelolaan Perpustakaan Sekolah”. Jakarta: Bumi Aksara, 2008 Hal 34.
[3]               Yusuf. “Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan” Sekolah. Jakarta: Kencana, 2005 Hal 27.
[4]               Darmono. “Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah”. Jakarta: Grafindo 2001 Hal 35.
[5]               Sutarno NS. “Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktis”. Jakarta: Sagung Seto, 2006 Hal 43.

Kamis, 10 Mei 2012

Islam Dan Manajemen



KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa  yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya  sehingga penyusunan tugas ini dapat diselesaikan.
Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai  tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan Islam dengan judul “Islam Dan Manajemen  di Universitas Al-Washliyah (UNIVA) Medan.
Terima kasih kami sampaikan kepada Bapak dosen mata kuliah Manajemen Pendidikan Islam yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi lancarnya tugas ini.
Demikianlah tugas ini kami susun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan Islam.
Irvanuddin

Medan, 08 Mei 2012

Penulis







DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………..……             i
Daftar Isi……………………………………………………………………..…..             ii

BAB I PENDAHULUAN
  1. Latar belakang masalah………………………………………………….......             1
  2. Rumusan dan batasan masalah…………………….…………………….….....           1
  3. Tujuan penulisan………………………………………………………...…....            1

BAB II PEMBAHASAN
  1. Pengertian manajemen dalam islam…….…………….……..…………........…            2
  2. Sarana manajemen dalam islam …..……….…………………………...……..            3
  3. Fungsi manajemen dalam islam….………………………………………....…..           4
  4. Urgensi manajemen dalam islam……………………………………………....            9

BAB III PENUTUP..................................................................................................           10

Daftar Pustaka

  
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib, dan teratur. “Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Sesuatu tidak boleh dilakukan secara asal-asalan”[1]. Mulai dari urusan terkecil seperti mengatur urusan rumah tangga sampai dengan urusan terbesar seperti mengatur urusan sebuah Negara, semua itu diperlukan pengaturan yang baik, tepat dan terarah dalam bingkai sebuah manajemen agar tujuan yang hendak dicapai bisa diraih dan bisa selesai secara efisien dan efektif.
Ilmu manajemen sebetulnya sama usianya dengan kehidupan manusia, mengapa demikian karena pada dasarnya manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak bisa terlepas dari prinsip-prinsip manajemen, baik langsung maupun tidak langsung.

B.     Rumusan Dan Batasan Masalah
Sekarang timbul suatu pertanyaan, “siapa sajakah yang sebenarnya memakai manajemen” apakah hanya digunakan di perusahaan saja atau apakah di pemerintahan saja. Manajemen diperlukan dalam segala bidang. Bentuk dan organisasi serta tipe kegiatan. Dimana orang-orang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Tak dapat disangkal lagi bahwa manajemen adalah hal penting yang menyentuh, mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Manajemen menunjukan cara-cara yang lebih efektif dan efisien dalam pelaksanaan suatu kegiatan. Manajemen adalah Seni dan Ilmu tentang perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.
Adapun batasan masalah dalam makalah ini antara lain:
Ø  Makalah ini membahas tentang pengertian manajemen menurut islam.
Ø  Selanjutnya membahas tentang sarana, fungsi dan urgensi manajemen dalam islam.

C.    Tujuan Penulisan
Ø  Ingin mengetahui lebih banyak mengenai Manajemen dalam islam.
Ø  Ingin menambah wawasan khazanah keilmuan tentang perangkat-prangkat manajemen dalam islam.
Ø  Untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah “Manajemen Pendidikan Islam”.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Manajemen Dalam Islam
Dari segi bahasa manajemen berasal dari bahasa Inggris yang merupakan terjemahan langsung dari kata management yang berarti pengelolaan, ketata laksanaan, atau tata pimpinan. Sementara dalam kamus Inggris Indonesia karangan John M. Echols dan Hasan Shadily (1995 : 372) management berasal dari akar kata to manage yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola, dan memperlakukan.
“Ramayulis  menyatakan bahwa pengertian yang sama dengan hakikat manajemen adalah al-tadbir (pengaturan)”[2]. Kata ini merupakan derivasi dari kata dabbara (mengatur) yang banyak terdapat dalam Al Qur’an seperti firman Allah SWT :

يُدَبِّرُ اْلأَمْرَ مِنَ السَّمَآءِ إِلَى اْلأَرْضِ ثُمَّ يَعْرُجُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ أَلْفَ سَنَةِ مِّمَّا تَعُدُّونَ
Arinya : Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu (Al Sajdah : 05).
Dari isi kandungan ayat di atas dapatlah diketahui bahwa Allah swt adalah pengatur alam (manager). Keteraturan alam raya ini merupakan bukti kebesaran Allah swt dalam mengelola alam ini. Namun, karena manusia yang diciptakan Allah SWT telah dijadikan sebagai khalifah di bumi, maka dia harus mengatur dan mengelola bumi dengan sebaik-baiknya sebagaimana Allah mengatur alam raya ini. “Sementara manajemen menurut istilah adalah proses mengkordinasikan aktifitas-aktifitas kerja sehingga dapat selesai secara efesien dan efektif dengan dan melalui orang lain”[3].
“Sondang P Siagian mengartikan manajemen sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain”[4].
Manajemen menjadi sangat penting artinya dari segala aspek kehidupan. Karena itu manajemen menjadi icon yang urgen baik secara individual maupun secara kelompok. Para ilmuan bermacam-macam dalam mendefinisikan manajemen walaupun esensinya bermuara pada satu titik temu.
Pengertian manajemen yang paling sederhana “adalah seni memperoleh hasil melalui berbagai kegiatan yang dilakukan oleh orang lain.”
Menurut John D Millet, “manajemen ialah suatu proses pengarahan & pemberian fasilitas kerja kepada orang-orang yang telah diorganisasi dalam kelompok-kelompok formal yang mencapai tujuan yang diharapkan”[5].
”James F. Stoner, berpendapat bahwa “manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan para anggota dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”[6].
Menurut George R. Terry bahwa “manajemen adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan orang lain”[7].
Dari beberapa definisi tersebut bisa dipetakan kepada tiga hal, yaitu:
Pertama, manajemen sebagai ilmu pengetahuan, untuk itu manajemen memerlukan ilmu pengetahuan.
Kedua, manajemen sebagai seni dimana manajer harus memiliki seni atau keterampilan dalam memanaje.
Ketiga, manajemen sebagai profesi, bahwa manajer yang profesiaonal yang bisa memanej secara efektif dan efesien.
Dalam konteks Islam manajemen disebut juga dengan (سياسة- إدارة – تدبير) yang bersal dari lafadz (ساس – أدار – دبر).
Menurut S. Mahmud Al-Hawary manajemen (Al-Idarah) ialah:

االإدارة هي معرفة إلى أين تذهب ومعرفة المشاكل التي تجنبها ومعرفة القوي والعوامل التي تنعرض لها معرفة كيفي التصرف لك ولبا خرتك والطاقم الباحرة وبكفاءة وبدون ضياع في مرحلة الذهاب إلى هناك
Artinya: manajemen adalah mengetahui kemana yang dituju, kesukaran apa yang harus dihindari, kekuatan-kekuatan apa yang dijalankan, dan bagaimana mengemudikan kapal anda serta anggota dengan sebaik-baiknya tanpa pemborosan waktu dalam proses mengerjakannya.
Dari ta’rif di atas memberi gambaran bahwa manajemen merupakan kegiatan, proses dan prosedur tertentu untuk mencapai tujuan akhir secara maksimal dengan bekerja sama sesuai jobnya masing-masing. Maka kebersamaan dan tujuan akhirlah yang menjadi fokus utama.

B.     Sarana Manajemen Dalam Islam
Untuk mencapai tujuan manajemen tidak hanya terfokus kepada manusia sebagai manajer dan anggota pelaksana lain sebagaimana definisi manajemen. Namun disamping itu juga memerlukan sarana-sarana yang lain yang erat hubungannya dengan pencapaian tujuan.
Sehingga sarana-sarana manajemen menjadi kesatuan yang tidak terpisahkan antara satu sarana dengan sarana lainnya.
Adapun sarana-sarana itu meliputi: “Man, Money, Material, Methods dan Markets”[8]. Kesemuanya itu disebut sumber daya.” Dari lima sarana tersebut atau disebut dengan 5 M saling terkait. Hal ini menunjukkan betapa urgennya adanya 5 M tersebut bisa berjalan secara integral.
Man (manusia) sebagai sumber daya utama yang mengatur dan menggerakkan segala aktifitas. Money (uang) merupakan sarana yang selalu mengiringi segala aktifitas seseorang. Material (materi) atau bahan-bahan merupakan sarana manajemen yang bisa merespons terhadap perkembangan zaman. Methods, (metode) sebagai sarana manajemen dalam upaya efesiensi dan tepat guna dalam pencapaian tujuan. Dan yang terakhir Markets (pasar) bagaiamana hasil dari organisasi tersebut benar-benar bermanfaat dan dibutuhkan oleh masyarakat.

C.    Fungsi Manajemen Dalam Islam
Manajemen memiliki beberapa fungsi yang terkait dengan pencapaian tujuan. Para ilmuan memiliki beragam pendapat tentang fungsi-fungsi manajemen atau juga disebut dengan unsur-unsur manajemen.
Menurut Louis A. Allen dalam bukunya Management and Organization menegemukakan tentang element of Management terdiri dari; “Planning, (perencanaan), Organization (pengorganisasian), Coordination (Koordinasi), Motivating (motivasi), Controling (pengawasan) atau disingkat dengan POCMC. Kemudian menurut George R. Terry “Planning, Organizing, Actuating, Controling, atau disingkat dengan POAC. Sedangkan menurut James A.F. Stoner bahwa fungsi manajemen meliputi, “Planning, Organizing, Leading, Controling” atau disingkat dengan POLC. Dari beberapa unsur/ fungsi manajemen akan mengantarkan kepada tujuan yang diharapkan oleh suatu institusi/ organisasi tertentu.
Dalam konteks Islam manajemen memiliki unsur-unsur yang tidak jauh berbeda dengan konsep manajemen secara umum. Hal ini telah tertuang dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai falsafah hidup umat Islam. Unsur-unsur tersebut diantaranya:
Pertama (التخطيط) atau Planning; yaitu perencanaan/ gambaran dari sesuatu kegiatan yang akan datang dengan waktu, metode tertentu. Sebagaimana Nabi telah bersabda:

إن الله يحب إذا عمل أحدكم العمل أن يتقنه
Artinya: Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan sesuatu pekerjaan, dilakukan secara itqan (tepat, tearah, jelas, tuntas. (HR. Thabrani).
Dalam Al-Qur’an Allah berfirman:

فإذافرغت فانصب وإلى ربك فارغب
Artinya: Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanlah hendaknya kamu berharap. (Al-Insyirah; 7-8)
Setiap apa yang diperbuat oleh manusia maka ia harus mempertanggung jawabkannya. Agama mengajarkan umatnya untuk membuaat perencanaan yang matang dan itqan, karena setiap pekerjaan akan menimbulkan sebab akibat. Adanya perencanaan yang baik akan menimbulkan hasil yang baik juga sehingga akan disenangi oleh Allah. Tentunya penilaian yang paling utama hanya penilaian yang datangnya dari Allah SWT.
Kedua, (التنظيم) atau Organization; merupakan wadah tetang fungsi setiap orang , hubungan kerja baik secara vertikal atau horizontal. Dalam surat Ali Imran Allah berfirman:

واعتصموابحبل الله جميعا ولاتفرقواواذكروا نعمت الله عليكم إذكنتم أعداء
Artinya: Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan (Ali Imran; 103)
Ayat di atas menunjukkan bahwa organisasi merupakan kumpulan orang-orang yang bisa diorganisir dengan baik. Maka hendaknya bersatu-padulah dalam bekerja dan memegang kometmen untuk menggapai cita-cita dalam satu payung organisasi dimaksud.
Allah berfirman:

 لايكلف الله نفسا إلا وسعهالهاماكسبت وعليها مااكتسبت
Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Al-Baqarah; 286)
ِKinerja bersama dalam organisasi disesuai dengan kemampuan yang dimiliki olah masing-masing individu. Menyatukan langkah yang berbeda-beda tersebut perlu ketelatenan mengorganisir sehingga bisa berkompetitif dalam berkarya. Disamping ayat di atas, Sayyidina Ali bin Abi Thalibmembuat statemen yang terkenal yaitu:

الحق بلا نظام يغلبه الباطل بنظام
Artinya: Kebenaran yang tidak terorganisasi dengan rapi, dapat dikalahkan oleh kebatilan yang diorganisasi dengan baik.
Statemen Sayyidina Ali merupakan pernyataan yang realistis untuk dijadikan rujukan umat Islam. Hancurnya suatu institusi yang terjadi saat ini karena belum berjalanannya ranah organisasi dengan menggunakan manajemen yang benar secara maksimal.
Ketiga, (التنسيق) atau Coordination, upaya untuk mencapai hasil yang baik dengan seimbang, termasuk diantara langkah-langkah bersama untuk mengaplikasikan planning dengan mengharapkan tujuan yang diidamkan. Allah berfirman:

يأيهاالذين أمنواادخلوا فى السلم كافة ولا تتبعوا خطوات الشيطان إنه لكم عدو مبين
Artinya; Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedalam Islam keseluruhannya, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah setan, karena setan itu musuhmu yang nyata. (Al-Baqarah; 208)
Apabila manusia ingin mendapat predikat iman maka secara totalitas harus melebur dengan peraturan Islam. Iman bila diumpamakan dengan manusia yang ideal dan Islam sebagai planning dan aturan-aturan yang mengikat bagi manusia, maka tercapainya tujuan yang mulia, memerlukan adanya kordinasi yang baik dan efektif sehingga akan mencapai kepada tujuan ideal. Cobaan dan kendala merupakan keniscayaan, namun dengan manusia tenggelam dalam lautan Islam (kedamaian, kerjasama dan hal-hal baik lainnya) akan terlepas dari kendala-kendala yang siap mengancam.
Keempat, (الرقابة) atau Controling , pengamatan dan penelitian terhadap jalannya planning. Dalam pandangan Islam menjadi syarat mutlak bagi pimpinan untuk lebih baik dari anggotanya, sehingga kontrol yang ia lakukan akan efektif. Allah berfirman:

يأيهاالذين أمنوالم تقولون مالاتفعلون
Artinya; Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (Q.S. Ash-Shoff; 1)
Dalam surat At-Tahrim Allah berfirman:

يأيهاالذين أمنواقواانفسكم وأهليكم نارا
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. (Q.S. At. Tahrim; 6)
Menjaga keselamatan dan kesuksesan institusi merupakan tugas utama manajer, baik organisasi keluarga maupun organisasi secara universal. Bagaimana manajer bisa mengontrol orang lain sementara dirinya masih belum terkontrol. Dengan demikian seorang manajer orang terbaik dan harus mengontrol seluruh anggotanya dengan baik.
Dalam ayat yang lain Allah menjelaskan bahwa kontrol yang utama ialah dari Allah SWT.

ألم تر أن الله يعلم مافى السموات وما فى الأرض
Artinya: Tidaklah kamu perhatikan bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi (Al-Mujadalah; 7)
Dalam konteks ayat ini sebenarnya sangat cukup sebagai konsep kontrol yang sangat efektif untuk diaplikasikan. Memahami dan membumikan konteks ayat ini menjadi hal yang sangat urgen. Para pelaksana institusi akan melaksanakan tugasnya dengan konsisten sesuai dengan sesuatu yang diembannya, bahkan lebih-lebih meningkatkan spirit lagi karena mereka menganggap bahwa setiap tugas pertanggung jawaban yang paling utama adalah kepada Sang Khaliq yang mengetahui segala yang diperbuat oleh makhluk-Nya.
Kelima, (ترغيب) atau Motivation, menggerakan kinerja semaksimal mungkin dengan hati sukarela. Masalah yang berhubungan dengan motivasi Allah telah berfirman:

وأن ليس للإنسان إلا ما سعى
Artinya: Dan bahwasanya mausia tiada memperoleh selain dari apa yang telah diusahakannya. (Q.S. An-Najm; 39)
Dalam ayat yang lain Allah berfirman:

إن الله لايغير ما بقوم حتى يغيروا ما بأنفسهم
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengobah sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Q.S. Ar-Ra’du; 11)
Dari dua ayat tersebut di atas berimplikasi adanya motivasi untuk selalu berusaha dan merobah keadaan. Dengan adanya usaha dan adanya upaya merobah keadaan ke rarah yang lebih baik akan mengantarkan kepada tujuan dan kesuksesan yang nyata.
Dalam sebuah kata hikmah disebutkan (من جد وجد)
Artinya: Barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkan.
Disamping itu Allah berfirman:

أدعوني أستجب لكم
Artinya: Mintalah kamu semua kepada-Ku pasti akan Aku kabulkan padamu.
Dalam ayat yang lain Allah SWT., juga berfirman yang ada kaitannnya dengan motivasi:

فمن يعمل مثقال ذرة خيرايره. ومن يعمل مثقال ذرة شرايره
Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (Q.S. Az-Zalzalah; 7-8)
Dari uraian di atas merupakan bentuk anjuran Islam bagi umat manusia untuk memiliki motivasi dalam menjalani hidup. Dengan tingginya semangat dan motivasi sebagai modal awal dalam meraih kehidupan yang lebih cerah dan terarah. Dengan demikian bahwa planning yang menjadi acuan utama akan dengan mudah untuk bisa direalisasikan, karena dengan berdasarkan agama, motivasi manusia tidak sekedar hanya tumenyelesaikan ntutan duniawi saja, tetapi juga terhadap pertanggung jawaban ukhrawinya.
Keenam (الخلافة) atau disebut Leading, mengatur, memimpin segala aktifitas kepada tujuan. Dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits banyak membahas tentang kepemimpinan. Diantaranya firman Allah SWT., dalam surat Al-An’am sebagai berikut;

وهوالذي جعلكم خلائف الأرض ورفع بعضكم فوق بعض درجات ليبلوكم فى مااتاكم
Artinya: Dialah yang menetapkan kamu menjadi penguasa di muka bumi, dan ditinggikan-Nya sebagaian kamu atas sebagian yang lain beberapa derajat, sebagai cobaan bagimu tentang semua yang diberikannya kepadamu. (Al-An’am; 165)
Selain dalam Al-Qur’an, Al-Hadits juga banyak yan membahas tentang kepemimpinan, diantaranya:

كلكم راع وكلكم مسؤل عن رعيته
Artinya: Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan diminta pertanggungjawaban mengenai orang yang kamu pimpin. (HR. Muslim)
Dalam konsepi ajaran Islam bahwa pemimpin tidak hanya terfokus kepada seseorang yang yang memimpin institusi formal dan non formal. Tuntutan Islam lebih uiversal bahwa kepemimpinan itu lebih spesifik lagi kepada setiap manusia yang hidup ia sebagai pemimpin, baik memimpin dirinya maupun kelompoknya.
Dengan demikian kepemimpinan dalam ajaran Islam dimulai dari setiap individu. Setiap orang harus bisa memimpin dirinya dari taqarrub kepada Allah dan menjahui larangan-Nya. Apabila manusia sudah bisa memeimpin dirinya, maka tidak mustahil bila ia akan lebih mudah untuk memimpin orang lain. Disamping itu pertanggungjawaban pemimpin dalam konteks Islam tidak serta merta hanya kepada sesama manusia, tetapi yang paling utama adalah pertanggungjawaban kepada Khaliknya.

D.    Urgensi Manajemen Dalam Islam
Pada dasarnya ajaran Islam yang tertuang dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah juga ijma’ ulama banyak mengajarkan tentang kehidupan yang serba terarah dan teratur. Dalam pelaksanaan shalat yang menjadi icon paling sakral dalam Islam merupakan contoh konkrit adanya manajemen yang mengarah kepada keteraturan. Puasa, haji dan amaliyah lainnya merupakan pelaksanaan manajemen yang monomintal.
Teori dan konsep manajemen yang digunakan saat ini sebenarnya bukan hal yang baru dalam perspektif Islam. Manajemen itu telah ada paling tidak ketika Allah menciptakan alam beserta isinya. Unsur-unsur manajemen dalam pembuatan alam serta makhluk-makhluknya lainnya tidak terlepas dengan manajemen langit. Ketika Nabi Adam sebagai khalifah memimpin alam raya ini telah melaksanakan unsur-unsur manajemen tersebut.
Contoh kecil realisasi manajemen seperti digambarkan oleh makhluk ciptaan Allah berupa semut. Dalam menjalankan hidupnya semut termasuk diantara makhluk yang sangat solid dan berkomitmen menjalani roda kehidupannya dengan menggunakan manajemen, tentunya versi semut. Keteraturan dan komitmen semut dalam kinerjanya sangat solit dan penuh kepatuhan.
Caryle P. Haskins, Ph.D., kepala Institut Carnegie di Washington menyatakan, “Setelah 60 tahun mengamati dan mengkaji, saya masih takjub melihat betapa canggihnya perilaku sosial semut. Semut merupakan model indah untuk kita gunakan dalam mempelajari akar perilaku hewan”[9].
Semut tunduk pada sistem kasta secara ketat (kasta ratu dan jantan, prajurit, dan pekerja). ”Semut memiliki sub kelompok, sub kelompok ini disebut budak, pencuri, pengasuh, pembangunan, dan pengumpul. Setiap kelompok memiliki tugas sendiri. Sementara satu kelompok berfokus sepenuhnya melawan musuh atau berburu, kelompok lain membangun sarang, dan yang lain lagi memelihara sarang.
Apabila semut bisa melaksanakan manajemen yang hebat, tentunya manusia yang berakal mestinya akan lebih mudah untuk melaksanakan manajemen. Kalau sudah ada niat, dan niat itu benar-benar dioptimalkan tentunya tidak ada yang sukar untuk mencapai keinginan. Dengan demikian apabila manusia memiliki himmah yang kuat dan menyandarkan segala perbuatannya hanya karena Allah SWT., insya Allah segala usaha manusia akan tercapai dengan efektif dan efesien.


BAB III
PENUTUP

Dari segi bahasa manajemen berasal dari bahasa Inggris yang merupakan terjemahan langsung dari kata management yang berarti pengelolaan, ketata laksanaan, atau tata pimpinan. Sementara dalam kamus Inggris Indonesia karangan John M. Echols dan Hasan Shadily (1995 : 372) management berasal dari akar kata to manage yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola, dan memperlakukan.
Sementara manajemen menurut istilah adalah proses mengkordinasikan aktifitas-aktifitas kerja sehingga dapat selesai secara efesien dan efektif dengan dan melalui orang lain.
Ramayulis  menyatakan bahwa pengertian yang sama dengan hakikat manajemen adalah al-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata dabbara (mengatur) yang banyak terdapat dalam Al Qur’an seperti firman Allah SWT :

يُدَبِّرُ اْلأَمْرَ مِنَ السَّمَآءِ إِلَى اْلأَرْضِ ثُمَّ يَعْرُجُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ أَلْفَ سَنَةِ مِّمَّا تَعُدُّونَ
Arinya : Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu (Al Sajdah : 05).
Dalam konteks Islam manajemen memiliki unsur-unsur yang tidak jauh berbeda dengan konsep manajemen secara umum. Hal ini telah tertuang dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai falsafah hidup umat Islam. Unsur-unsur tersebut diantaranya:
Pertama (التخطيط) atau Planning; yaitu perencanaan/ gambaran dari sesuatu kegiatan yang akan datang dengan waktu, metode tertentu.
Kedua (التنظيم) atau Organization; merupakan wadah tetang fungsi setiap orang , hubungan kerja baik secara vertikal atau horizontal.
Ketiga (التنسيق) atau Coordination, upaya untuk mencapai hasil yang baik dengan seimbang, termasuk diantara langkah-langkah bersama untuk mengaplikasikan planning dengan mengharapkan tujuan yang diidamkan.
Keempat (الرقابة) atau Controling , pengamatan dan penelitian terhadap jalannya planning. Dalam pandangan Islam menjadi syarat mutlak bagi pimpinan untuk lebih baik dari anggotanya, sehingga kontrol yang ia lakukan akan efektif.
Kelima (ترغيب) atau Motivation, menggerakan kinerja semaksimal mungkin dengan hati sukarela.
Keenam (الخلافة) atau disebut Leading, mengatur, memimpin segala aktifitas kepada tujuan. Dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits banyak membahas tentang kepemimpinan.
Teori dan konsep manajemen yang digunakan saat ini sebenarnya bukan hal yang baru dalam perspektif Islam. Manajemen itu telah ada paling tidak ketika Allah menciptakan alam beserta isinya. Unsur-unsur manajemen dalam pembuatan alam serta makhluk-makhluknya lainnya tidak terlepas dengan manajemen langit. Ketika Nabi Adam sebagai khalifah memimpin alam raya ini telah melaksanakan unsur-unsur manajemen tersebut.


DAFTAR RUJUKAN

Ø  Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Kalam Mulia, Jakarta, 2008.
Ø  Robbin dan Coulter, Manajemen (edisi kedelapan), PT Indeks, Jakarta, 2007.
Ø  Sondang P Siagian, Filsafah Administrasi, CV Masaagung, Jakarta, 1990.
Ø  Bedjo Siswanto, “Manajemen Modern”, Bandung: Sinar Baru, 1990.
Ø  Lasa HS, “Manajemen Perpustakaan”, Yogyakarta: Grama Media, 2005.
Ø  M. Manulang, “Dasar-Dasar Manajemen”, Jakarta Timur: Ghalia Indonesia, Cet., XIII, 1988.
Ø  Jawahir Tanthowi, “Unsur-Unsur Manajemen Menurut Ajaran Al-Qur’an”, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1983.
Ø  Ahmad Djalaluddin, “Manajemen Qur’ani; Menerjemah Ibadah Ilahiyah dalam Kehidupan”, Malang: Malang Press, 2007.



[1]              Didin Hafidudin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik, Gema Insani, Jakarta, 2003, Hal 1
[2]              Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Kalam Mulia, Jakarta, 2008, Hal 67
[3]              Robbin dan Coulter, Manajemen (edisi kedelapan), PT Indeks, Jakarta, 2007, Hal 35
[4]              Sondang P Siagian, Filsafah Administrasi, CV Masaagung, Jakarta, 1990, Hal 56
[5]                   Bedjo Siswanto, “Manajemen Modern”, Bandung: Sinar Baru, 1990, Hal 67
[6]                   Lasa HS, “Manajemen Perpustakaan”, Yogyakarta: Grama Media, 2005, Hal 56
[7]                   M. Manulang, “Dasar-Dasar Manajemen”, Jakarta Timur: Ghalia Indonesia, Cet., XIII, 1988, Hal 48
[8]                   Jawahir Tanthowi, “Unsur-Unsur Manajemen Menurut Ajaran Al-Qur’an”, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1983, Hal 28
[9]              Ahmad Djalaluddin, “Manajemen Qur’ani; Menerjemah Ibadah Ilahiyah dalam Kehidupan”, Malang: Malang Press, 2007, Hal 76.