Nabi Muhammad SAW Bersabda Sampaikan Dariku Walaupun Hanya Satu Ayat

Assalamu’alaikum Wr Wb Kami Ucapkan Selamat Datang dan Selamat Membaca Di Blog Kami Terimakasih

Manusia yang baik adalah manusia yang mampu memberikan manfaat bagi orang lain

Jumat, 27 Januari 2012

Kenakalan Anak Dalam Lingkungan Keluarga
Oleh : Irvanuddin

Disampaikan Dalam Kegiatan Perkuliahan
Mata Kuliah “Bimbingan Konseling”
Tanggal 25 November 2011, Universitas Al-Wasliyah (UNIVA) Medan

A.    Pendahulun
Kedudukan dan fungsi suatu keluarga dalam kehidupan manusia bersifat primer dan fundamental. Keluarga pada hakekatnya merupakan wadah pembentukan masing-masing anggotanya, terutama anak-anak yang masih berada dalam bimbingan tanggung jawab orangtuanya.
Perkembangan anak pada umumnya meliputi keadaan fisik, emosional social dan intelektual. Bila kesemuanya berjalan secara harmonis maka dapat dikatakan bahwa anak tersebut dalam keadaan sehat jiwanya. Dalam perkembangan jiwa terdapat periode-periode kritik yang berarti bahwa bila periode-periode ini tidak dapat dilalui dengan harmonis maka akan timbul gejala-gejala yang menunjukkan misalnya keterlambatan, ketegangan, kesulitan penyesuaian diri kepribadian yang terganggu bahkan menjadi gagal sama sekali dalam tugas sebagai makhluk social untuk mengadakan hubungan antar manusia yang memuaskan baik untuk diri sendiri maupun untuk orang di lingkungannya.
Keluarga merupakan kesatuan yang terkecil di dalam masyarakat tetapi menepati kedudukan yang primer dan fundamental, oleh sebab itu keluarga mempunyai peranan yang besar dan vital dalam mempengaruhi kehidupan seorang anak, terutama pada tahap awal maupun tahap-tahap kritisnya. Keluarga yang gagal memberi cinta kasih dan perhatian akan meupuk kebencian, rasa tidak aman dan tindak kekerasan kepada anak-anaknya. Demikian pula jika keluarga tidak dapat menciptakan suasana pendidikan, maka hal ini akan menyebabkan anak-anak terperosok atau tersesat jalannya.
Dalam penulisan makalah ini, kami pemakalah mempunyai tujuan sebagai berikut:
1.      Pemakalah ingin mengetahui kanakalan-kenakalan yang dilakukan anak dirumah atau lingkungan keluarga.
2.      Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah bimbingan konseling.

B.     Tinjauan Teoritis Kenakalan Anak
Kenakalan anak merupakan perbuatan pelanggaran norma-norma baik norma hukum maupun norma sosial.
Menurut Paul Moedikdo,SH kenakalan anak yaitu:
1.      Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak merupakan kenakalan, jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya.
2.      Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk menimbulkan keonaran dalam masyarakat.
3.      Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.
“Menurut Prof. DR. Fuad Hasan, kenakalan anak adalah perbuatan anti social yang dilakukan oleh anak yang bila dilakukan oleh orang dewasa dikualifikasikan sebagai tindak kejahatan”[1].
Menurut M.A. Merril dalam bukunya problems of child delinquency mengatakan: seorang anak itu digolongkan sebagai delinquent (nakal) bila padanya tampak kecenderungan antisocial yang demikian memuncaknya dan menimbulkan gangguan-gangguan sehingga yang berwajib terpaksa mengambil tindakan terhadapnya dengan jalan menangkap dan mengasingkanya.
Menurut Paul Moedikdo,SH, adapun gejala-gejala yang dapat memperlihatkan hal-hal yang mengarah kepada kenakalan anak antara lain:
1.      Anak-anak yang tidak disukai oleh teman-temannya sehingga anak tersebut menyendiri. Anak yang demikian akan dapat menyebabkan kegoncangan emosi.
2.      Anak-anak yang sering menghindarkan diri dari tanggung jawab di rumah atau di sekolah. Menghindarkan diri dari tanggung jawab biasanya karena anak tidak menyukai pekerjaan yang ditugaskan pada mereka sehingga mereka menjauhkan diri dari padanya dan mencari kesibukan-kesibukan lain yang tidak terbimbing.
3.      Anak-anak yang sering mengeluh dalam arti bahwa mereka mengalami masalah yang oleh dia sendiri tidak sanggup mencari permasalahannya. Anak seperti ini sering terbawa kepada kegoncangan emosi.
4.      Anak-anak yang mengalami phobia dan gelisah dalam melewati batas yang berbeda dengan ketakutan anal-anak normal.
5.      Anak-anak yang suka berbohong.
6.      Anak-anak yang suka menyakiti atau mengganggu teman-temannya di sekolah atau di rumah.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kenakalan anak yaitu: perbuatan anak-anak yang melanggar norma social, norma hukum, norma kelompok, dan mengganggu ketentraman keluarga serta masyarakat, sehingga yang berwajib terpaksa mengambil tindakan pengamanan/penangkalan. (Bila kenakalan tersebut dilakukan oleh orang dewasa/tua disebut dengan kejahatan).

C.    Tinjauan Realistis (Lapangan) Kenakalan Anak Dirumah (Lingkungan Keluarga)
Pemakalah pada tanggal 18 Oktober 2011 mendatangi rumah keluarga Bapak Sukarjo di jalan Mandala By Pass, Gang Sabang No 56 guna untuk melakukan wawancara tentang kenakalan anaknya yang bernama Andri Susanto.
Adapun wawancara kami dirumah keluarga Bapak Sukarjo tentang kenakalan anaknya yang dilakukan dirumah, pemakalah mengajukan beberapa pertanyaan antara lain:
1.      Pertanyaan terhadap Bapak Sukarjo
Pemakalah       : Berapa usia Bapak sekarang?
Bapak sukarjo : Usia Bapak sekarang 47 tahun.
Pemakalah       : Apa pekerjaan Bapak atau Ibu?
Bapak Sukarjo :  Bapak setiap hari bekerja narik becak motor sedangkan Ibu bekerja jadi tukang pijat.
Pemakalah       : Berapa usia Andri Susanto pak?
Bapak sukarjo : Usia Andri 12 tahun.
Pemakalah       : Apakah Andri Susanto sekolah Pak?
Bapak Sukarjo : Iya, Andri sekarang duduk di kelas 1 Sekolah Menengah Pertama.
Pemakalah       : Berapa saudara/I Andri Susanto dan Dia anak ke berapa Pak?
Bapak Sukarjo : Anak ke 4 dari 4 bersaudara.
Pemakalah       : Apa kegiatan Andri Susanto selain sekolah Pak?
Bapak Sukarjo : Belum ada.
Pemakalah       : Menurut Bapak, apakah Andri Susanto pernah melakukan perbuatan menyimpang ketika dirumah?
Bapak sukarjo : Iya pernah.
Pemakalah       : Kalau boleh kami tahu, perbuatan menyimpang apa yang pernah Andri Susanto lakukan di rumah Pak?
Bapak sukarjo : Andri kalau dirumah sering berkata kotor, membantah perintah orang tua, berantam dengan anak tetangga dan yang lebih parah lagi, Dia sering mencuri uang tabungan keluarga.
Pemakalah       : Mengapa Andri Susanto melakukan perbuatan tersebut Pak?
Bapak Sukarjo : Bapak juga kurang tahu Dek, karena Bapak kalau narik becak pulangnya sering malam hari.
Pemakalah       : Apakah Bapak pernah menghukum Andri Susanto?
Bapak Sukarjo : Pernah, Dia Bapak suruh mengepel rumah.
Pemakalah       : Mengapa Bapak suruh si Andri mengepel rumah?
Bapak Sukarjo : Bapak berharap Dia bisa jera dan tidak melakukan perbuatanya lagi.
Pemakalah       : Apakah dengan menghukum Andri Susanto seperti itu bisa membuatnya jera dan tidak melakukanya lagi Pak?
Bapak Sukarjo : Mudah-mudahan Dia jera dan tidak melakukan perbuatanya lagi.
2.      Petanyaan terhadap Andri Susanto
Pemakalah       : siapa namanya dek?
Andri Susanto : Nama saya Andri Susanto.
Pemakalah       : Sudah kelas berapa Dek?
Andri Susanto : Saya kelas 1 Sekolah Menengah Pertama.
Pemakalah       : Apakah Adek pernah melekuakan perbuatan menyimpang di rumah?
Andri Susanto : Pernah Kak.
Pemakalah       : Perbuatan apa yang Adek lakukan?
Andri Susanto : Berantam, berkata kotor, tidak mau menurut dengan orang tua dan sering mencuri uang dirumah.
Pemakalah       : Mengapa Adek melakukan perbuatan tersebut?
Andri Susanto : Karena saya sudah biasa dengan perbuatan tersebut.
Pemakalah       : Mengapa dibiasakan perbuatan nakal tersebut Dek?
Andri Susanto : Karena kalau saya tidak nakal, nanti saya di anggap remeh sama teman-teman.
Pemakalah       : Apakah dengan berbuat seperti itu, Adek tidak diremehkan oleh teman-teman Adek?
Andri Susanto : Saya berharap seperti itu.
Pemakalah       : Bagaimana jika teman-teman Adek, tetap meremehkan Adek?
Andri Sutanto : Ya biarkan saja.
Pemakalah       : Apakah Adek tidak ingin merubah sikap Adek?
Andri Sutanto : Sebenarnya mau, tapi kan saya masih anak-anak.
Pemakalah       : Memang kenapa kalau masih anak-anak?
Andri Sutanto : Saya ingin menikmati masa kanak-kanak sesuai dengan keinginan saya.
Pemakalah       : Keinginan yang bagaimana, yang Adek maksud?
Andri Sutanto : Ya saya ingin dimanja dan bebas melakukan sesuatu yang saya inginkan.
Pemakalah       : Apa adek tidak kasihan dengan orang tua Adek?
Andri Sutanto : kenapa harus kasihan, mereka saja sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
Pemakalah       : Mengapa Adek berkata seperti itu?
Andri Sutanto : Saya bilang seperti itu, karena keadaanya seperti itu dan mungkin takdir saya.

D.    Analisa
Berdasarkan wawancara yang pemakalah lakukan, maka pemakalah dapat menganalisa sebagai berikut:
1.      Faktor- faktor penyebab
Adapun faktor-faktor penyebab kenakalan anak di rumah antara lain:
1.      Perang dingin dalam keluarga
Dapat dikatakan perang dingin adalah lebih berat dari pada kebudayaan bisu. Sebab dalam perang dingin selain kurang terciptanya dialog juga disisipi oleh rasa perselisihan dan  kebencian dari masing-masing pihak. Awal perangdingin dapat disebabkan karena suami mau memenangkan pendapat dan pendiriannya sendiri, sedangkan istri hanya mempertahankan keinginan dan kehendaknya sendiri.
Suasana perang dingin dapat menimbulkan :
a.       Rasa takut dan cemas pada anak-anak.
b.      Anak-anak menjadi tidak betah dirumah sebab merasa tertekan dan bingung serta tegang.
c.       Anak-anak menjadi tertutup dan tidak dapat mendiskusikan problem yang dialami.
d.      Semangat belajar dan konsentrasi mereka menjadi lemah.
e.       Anak-anak berusaha mencari kompensasi semu.
2.      Pendidikan yang salah
a. Sikap memanjakan anak
Keluarga mempunyai peranan di dalam pertumbuhan dan perkembangan pribadi seorang anak. Sebab keluarga merupakan lingkungan pertama dari tempat kehadirannya dan mempunyai fungsi untuk menerima, merawat dan mendidik seorang anak. Jelaslah keluarga menjadi tempat pendidikan pertama yang dibutuhkan seorang anak. Dan cara bagaimana pendidikan itu diberikan akan menentukan. Sebab pendidikan itu pula pada prinsipnya adalah untuk meletakkan dasar dan arah bagi seorang anak. Pendidikan yang baik akan mengembangkan kedewasaan pribadi anak tersebut. Anak itu menjadi seorang yang mandiri, penuh tangung jawab terhadap tugas dan kewajibannya, menghormati sesama manusia dan hidup sesuai martabat dan citranya. Sebaliknya pendidikan yang salah dapat membawa akibat yang tidak baik bagi perkembangan pribadi anak. Salah satu pendidikan yang salah adalah memanjakan anak.
b. Anak tidak diberikan pendidikan agama
Hal ini dapat terjadi bila orang tua tidak meberikan pendidikan agama atau mencarikan guru agama di rumah atau orang tua mau memberikan pendidikan agama dan mencarikan guru agama tetapi anak tidak mau mengikuti. Bagi anak yang tidak dapat/mengikuti pendidikan agama akan cenderung untuk tidak mematuhi ajaran-ajaran agama. Seseorang yang tidak patuh pada ajaran agama mudah terjerumus pada perbuatan keji dan mungkar jika ada faktor yang mempengaruhi seperti perbuatan kenakalan remaja.
2.      Pengendalian Terhadap Kenakalan Anak
Dalam mengatasi kenakalan remaja yang paling dominan adalah dari keluarga merupakan lingkungan yang paling pertama ditemui seorang anak. Di dalam menghadapi kenakalan anak pihak orang tua kehendaknya dapat mengambil dua sikap bicara yaitu:
1.      Sikap/cara yang bersifat preventif
Yaitu perbuatan/tindakan orang tua terhadap anak yang bertujuan untuk menjauhkan si anak daripada perbuatan buruk atau dari lingkungan pergaulan yang buruk. Dalam hal sikap yang bersifat preventif, pihak orang tua dapat memberikan/mengadakan tindakan sebagai berikut :
a.       Menanamkan rasa disiplin dari ayah terhadap anak.
b.      memberikan pengawasan dan perlindungan terhadap anak oleh ibu.
c.       Pencurahan kasih sayang dari kedua orang tua terhadap anak.
d.      Menjaga agar tetap terdapat suatu hubungan yang bersifat intim dalam satu ikatan keluarga.
Disamping keempat hal yang diatas maka hendaknya diadakan pula:
a.       Pendidikan agama untuk meletakkan dasar moral yang baik dan berguna.
b.      Penyaluran bakat si anak ke arab pekerjaan yang berguna dan produktif.
c.       Rekreasi yang sehat sesuai dengan kebutuhan jiwa anak.
d.      Pengawasan atas lingkungan pergaulan anak sebaik-baiknya.
2. Sikap/cara yang bersifat represif
Yaitu pihak orang tua hendaknya ikut serta secara aktif dalam kegiatan social yang bertujuan untuk menanggulangi masalah kenakalan anak seperti menjadi anggota badan kesejahteraan keluarga dan anak, ikut serta dalam diskusi yang khusus mengenai masalah kesejahteraan anak-anak. Selain itu pihak orang tua terhadap anak yang bersangkutan dalam perkara kenakalan hendaknya mengambil sikap sebagai berikut :
a.       Mengadakan introspeksi sepenuhnya akan kealpaan yang telah diperbuatnya sehingga menyebabkan anak terjerumus dalam kenakalan.
b.      Memahami sepenuhnya akan latar belakang daripada masalah kenakalan yang menimpa anaknya.
c.       Meminta bantuan para ahli (psikolog atau petugas sosial) di dalam mengawasi perkembangan kehidupan anak, apabila dipandang perlu.
d.      Membuat catatan perkembangan pribadi anak sehari-hari.

E.     PENUTUP
1.      Kesimpulan
Berdasarkan wawancara dan penyusunan makalah ini, kami pemakalah memberi kesimpulan sebagai berikut:
1.      Kenakalan yang dilakukan Andri Susanto merupakan dampak dari kurang perhatianya keluarga Bapak Sukarjo terhadap perkembangan anaknya.
2.      Karena sibuk dengan pekerjaanya masing-masing, Bapak Sukarjo dan istri melupakan tanggung-jawabnya sebagai orang tua (Dalam hal ini masalah pendidikan agama).
3.      Hukuman yang diberikan Bapak Sukarjo kepada anaknya tidak akan membuatnya jera, karena beliau menghukum tidak mempuanyai unsur pendidikan.
2.      Saran
Berdasarkan permasalahan yang ada, kami mempunyai saran sebagai berikut:
1.      Sebagai orang tua, seharusnya beliau memberikan sosialisasi tentang nilai moral dan sosial terhadap anaknya.
2.      Sebagai orang tua, seharusnya mengawasi aktivitas yang dilakukan anaknya. Sehingga beliau mengetahui apa saja yang dilakukan oleh anaknya tersebut.
3.      Orang tua yang baik yaitu orang tua yang mampu mendidik dan bisa menjadi tauladan bagi anak-anaknya.

F.     Daftar Pustaka

1.      Gunawan Ary H, Sosiologi Pendidikan.  Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2010.
2.      Ahmadi, H Abu, Psikologi Sosial, Surabaya: Bina Ilmu,1979
3.      Mulyono Y, Bambang, Kenakalan Remaja Dalam Persepektif Pendekatan Sosiologi, Psikologi, Teologis Dan Usaha Penanggulangan, Jakarta: Andi Offset, 1986.









[1] Gunawan Ary H, Sosiologi Pendidikan.  Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2010 Hal 89

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon kritik, saran, tanggapan dan masukan yang sifatnya membangun untuk memperbaki tulisan diatas.
Sebelumnya, saya ucapkan banyak terimakasih.